MARJOBAK (MENANGKAP BURUNG)
Anda yang berasal dan besar di Mandailing, Tapanuli Selatan, Padang Lawas dan Padang Bolak tentu tidak akan pernah lupa dengan kenangan-kenangan indah anda ketika waktu kecil anda di kampung tercinta. Selain sekolah pada pagi harinya, sekolah Arab (madrasah) sore harinya dan mengaji di rumah pak Ustad, anda tentu mempunyai banyak kegiatan. Mulai dari main layang-layang, marrene (sejenis permainan di Mandailing), mar tum, mar berentis, mar gambar-gambar, main koje (karet gelang), main kelereng, main perang-perangan sampai marjobak. Nah untuk yang terakhir ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja, tetapi juga orang dewasa.
Marjobak adalah salah satu cara menangkap burung yang nantinya ditangkap hidup-hidup. Jadi tidak seperti manyambil (dengan memakai perangkap), mamulut (dengan meletakkan sejenis getah kayu yang lekat di tempat yang biasa di hinggapi burung) dan menembak dengan senapan angin yang biasanya burungnya didapat dalam keadaan sudah mati. Untuk marjobak ini, burung yang akan ditangkap biasanya adalah simargumbal (burung puyuh) dan leto (sejenis burung puyuh). Tidak seperti burung-burung lainnya, burung ini tidak dapat terbang jauh tapi hanya mangambur (meloncat) dan terbang rendah untuk menghindar jika ada yang mengganggunya. Simargumbal dan leto lebih senang berjalan di tanah seperti ayam. Makanannya adalah belalang, ulat-ulat dan padi (umumnya yang sudah jatuh di tanah). Dahulu ketika padang-padang ilalang masih banyak di Mompang Julu khususnya di atas Tobat Godang, burung-burung ini banyak sekali dijumpai. Biasanya burung-burung ini akan turun ke daerah persawahan ketika musim panen sudah selesai dan sawah biasanya di jadikan kebun kacang tanah, ubi jalar, mentimun dan ketela.
Cara menangkap burung dengan marjobak ini adalah dengan membuat sebuah sangkar terlebih dahulu yang biasanya di buat dari sanggar (sejenis rerumputan yang biasanya terdapat di dekat ilalang). Modelnya tidak seperti sangkar biasa tempat burung balam misalnya, tapi sangkar ini tidak mempunyai pantar (lantai) dan pintunya di buat lebih tinggi dari pada ekor sangkarnya. Setelah itu sebuah sanggar di letakkan di depan pintu seperti yang nantinya jika di pijak burung tersebut pintunya akan otomatis tertutup. Tidak usah dibuat bagus-bagus, yang penting ketika simargumbal atau leto masuk ke dalamnya, sangkarnya tidak rusak karena burung ini suka meloncat-loncat kalau dia sudah merasa dalam bahaya sampai kepalanya pecah sekalipun.
Setelah sangkarnya selesai, anda tinggal mencari pamurpuran (tempat mandi yang biasanya pasir atau tanah) burung ini. Biasanya pamurpuran ini terdapat di tanah yang kering atau dekat parsopoan (dangau), jadi kalau musim hujan agak susah mencarinya. Memasang jobak di pamurpuran ini memang lebih bagus dari pada meletakkan jobaknya di bawah rimbunan ketela karena burung ini rutin mendatangi pamurpuran ini untuk mandi. Sedangkan sarang burung ini jarang dijumpai karena yang betina dan jantannya hanya akan membuat sarang ketika hendak bertelur. Setelah pamurpurannya ditemukan, anda harus memastikan bahwa tidak ada orang yang tahu atau melihat bahwa anda memasang jobak di situ karena pastinya setelah anda pergi, jobak itu sudah ada yang mengambil atau maninggangnya (melemparnya dengan batu) dan hal ini memang sudah biasa terjadi. Kadang-kadang ada orang yang suka jalan-jalan di kebun ketela atau kacang hanya untuk mencari jobak. Setelah jobaknya anda pasang, letakkan beberapa butir padi di sekitar jobak terus masuk ke dalam jobak itu sendiri. Sehingga simargumabal yang datang kesitu akan memakani padi tersebut hingga ke dalam dan hup akan terjebak di situ setelah pintunya tertutup. Jangan lupa letakkan batu yang kira-kira bisa menahan simargumbal/leto tersebut ketika meloncat-loncat sehingga sangkarnya tidak terbalik.
Ketika anda manaon (memasang) jobak itu pada pagi hari, siang atau sore harinya jobak itu sudah bisa anda cilok (lihat). Kalau kebetulan Allah memberikan, maka seekor burung simargumabal atau leto akan ada di dalam sangkar tersebut. Bahkan kadang-kadang bisa 2. Atau pun ketika anda melihat jobak yang anda pasang tadi pagi sudah berupa rongsokan alias rusak ataupun hilang ketika lagi tidak ada rezeki. Anda juga bisa membalas perbuatan orang-orang yang mencuri jobak anda jika kebetulan hilang dengan menelusuri kebun-kebun ketela atau kacang ataupun sawah yang baru di panen. Jika lagi musim marjobak, tentu anda akan menemukan banyak jobak. Bukan bermaksud menganjurkan manangko (mencuri), tapi anda juga bisa berfikir untuk mengambilnya. Setelah itu pasang lagi di tempat lain. Begitulah yang marjobak simargumbal ini perlu juga main kucing-kucingan.
Daerah yang sering dijadikan tempat marjobak adalah Saba Donok, Saba Jae Bondar, Saba Umum dan Saba Opong. Tapi sekarang burung-burung ini sudah jarang ditemukan di Saba Donok dan Saba Jae Bondar karena daerah persawahan di situ sudah berubah menjadi perkebunan karet. Jadi kalau anda ingin marjobak, sebaiknya di Saba Umum dan Saba Opong saja karena di daerah ini burung simargumab dan leto –nya masih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar